Jakarta, CNN Indonesia — Menstruasi atau haid merupakan proses alami pada tubuh setiap wanita. Setiap bulan, selama 3-6 hari wanita mengalami pendarahan. Namun hal ini tak jadi penghalang bagi mereka beraktivitas. Pembalut atau tampon bisa jadi andalan untuk menyerap dan menampung darah menstruasi.

Di Indonesia, penggunaan tampon tak sepopuler pembalut. Namun bukan berarti pembalut lebih baik daripada tampon. Keduanya sama-sama dapat digunakan selama masa haid dan sama-sama punya kelebihan maupun kekurangan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ulasan soal tampon dan pembalut.

Bentuk Fisik dan Pemakaian

Tampon

Tampon berbentuk seperti tabung atau silinder kecil dengan tali pada ujungnya. Panjangnya hanya sekitar 3-5 cm.Tampon menghambat dan menyerap darah menstruasi di dalam vagina. Sehingga, cara pemakaian tampon adalah dengan dimasukkan ke dalam liang vagina. Tali pada ujung tampon digunakan untuk menarik tampon saat akan diganti dengan yang baru. 

Bagi yang belum pernah berhubungan seks, tampon dapat menembus dan melukai selaput dara, apalagi jika selaput dara mudah robek. Saat baru pertama kali menggunakan tampon, usahakan tubuh dalam keadaan rileks dan pilih tampon dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Ganti tampon setiap 4-6 jam sekali.

Pembalut

Seperti tampon, pembalut pun mampu menyerap dan menghambat darah menstruasi. Bentuknya persegi panjang dengan ukuran beragam. Ada pula pembalut yang menyematkan tambahan pada sisi kanan-kirinya atau lazim disebut 'sayap'. Pemakaian pembalut dengan merekatkannya pada celana dalam. 'Sayap' direkatkan pada sisi luar celana, untuk mencegah pembalut bergeser saat beraktivitas. Ketika mulai terasa tidak nyaman atau terasa basah, gantilah pembalut dengan yang baru. Normalnya, wanita mengganti pembalut 3-5 kali dalam sehari.

Kelebihan

Tampon

Bentuknya yang mini membuat tampon nampak lebih ringkas dan praktis dibawa. Cara penggunaan tampon adalah dimasukkan ke dalam liang vagina, sehingga saat mengenakan busana ketat misal rok, tak akan memunculkan bentuk pembalut pada bokong. Kelebihan lainnya, penggunaan tampon dapat memungkinkan wanita untuk berenang atau melakukan kegiatan olah raga lain, tanpa ada 'ganjalan' berarti.

Pembalut

Berbagai produk pembalut menyediakan pembalut dengan berbagai macam jenis dan ukuran sesuai kebutuhan. Saat darah menstruasi 'deras', terdapat pembalut tebal dengan panjang hingga ke bagian bokong. Hal ini untuk mencegah 'kebocoran' darah hingga ke pakaian luar. Saat masa haid akan berakhir dan pendarahan tak sederas hari-hari awal, maka pembalut tipis dapat jadi pilihan. Selain itu, ada pula pembalut yang dilengkapi dengan 'sayap' untuk mencegah pembalut bergeser selama beraktivitas.

Kekurangan

Tampon

Saat menggunakan tampon, kadang wanita lupa mengganti dengan yang baru. Padahal, walau darah yang keluar sedikit, tampon harus tetap diganti secara rutin. Tampon yang berjam-jam tidak diganti bisa meningkatkan resiko terkena sindrom syok toksik atau toxic shock syndrome (TSS). Tampon yang lama tidak diganti akan jadi tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri, lalu timbul infeksi. 

Selain itu, ada pula kasus tampon yang tertinggal pada vagina. Biasanya terjadi karena benang untuk menarik tampon terputus. Jika hal ini terjadi, sebaiknya mencari pertolongan ke puskesmas atau klinik terdekat.

Pembalut

Sama seperti tampon, lama tidak mengganti pembalut juga beresiko menimbulkan gangguan kesehatan. Lembabnya pembalut turut memengaruhi kondisi vagina. Vagina pun menjadi lembab dan bisa timbul infeksi jamur. Pada vagina sebenarnya terdapat bakteri baik, namun ia bisa saja berubah menjadi bakteri jahat dan naik ke rahim atau indung telur. 

Bagi yang memiliki kulit sensitif, pembalut dengan sayap bisa menimbulkan resiko lecet pada selangkangan karena gesekan. 

(SYS)

 

Sumber : "http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170530120648-260-218200/menimbang-kelebihan-dan-kekurangan-antara-pembalut-dan-tampon/"